angkatan 1920-an atau disebut juga angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau disebut juga angkatan Orde Lama. .
Angkatan 1920-an identik dengan novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya;
perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal, dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda.
Karena genre sastra terdiri dari tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama dalam lingkup sastra Indonesia.
Aliran dalam sastra Indonesia
-Aliran Impresionisme: berdasarkan impresi atau kesan sepintas suatu objek yang di amati pengarang.
-Aliran Relisme: berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan.
-Aliran Naturalisme: pengarang melukiskan kehidupan masyarakat yang jelek dan bobrok.
-Aliran Neonaturalisme: melukiskan kehidupan secara objektif baik segi positif dan negatif.
Aliran Ekspreonisme menonjolkan ke-aku-an
-Aliran romantik : aliran yang mengutamakan aspek perasaan dan angan-angan pengarang.
-Aliran Idealisme: aliran yang berpegang dan mengutamakan ide atau cita-cita pengarang.
-Aliran Psikologisme: aliran yang mengutamakan gerak-gerik kejiwaan manusia dalam kehidupan yang di gambarkan.
-Aliran Mistisme: aliran yang melukiskan pengalaman pengarang yang bersifat keTuhanan,atau yang bersifat mistik atau gaib.
-Aliran Surialisme: aliran yang berusaha melukiskan kenyataan hidup secara berlebihan.
-Aliran Simbolisme: aliran yang melukiskan kenyataan hidup secara tidak terus terang.